Senin, 10 Oktober 2011

SEMANGATMENUNTUTILMUPARASAHABAT


FADHILAH AMAL
BAB        VIII
SEMANGAT MENUNTUT ILMU DAN MENDALAMINYA
1.KISAH PARA SAHABAT R.HUM YANG AHLI FATWA
Walaupun para sahabat sibuk berjihad demi menegakkan kalimatullah,semangat merekadalam menuntut ilmu selalu ada.setiapa kali mereka mendapat suatu kebaikan,mereka akan segera menyebarkannya.demikianlah kesibukan mereka setiap saat.namun,di antara mereka ada jamaah khusus yang berfatwa ketika rasullulah saw.masih hidup,diantaranya adalah abu bakar ,umar,ustman,ali,abdurrahman bin auf,ubay bin ka’ab,abdullah bin mas’udz,mu’adz bin jabar,ammar bin yasir,hudzaifah,salman al-farisi,zaid bin tsabit,abu musa dan abu darda’radhiyallahu anhum. (talqih)
Faedah
mereka yang telah mencapai kesempurnaan ilmu sehingga diizinkan berfatwa etika rasulullah saw.masih hidup.
2. KISAH ABU BAKAR R.A  MEMBAKAR KUMPULAN HADIST
Aisyah r.a berkata,”ayahku,abu bakar,memiliki catatan berisi lima ratus hadist yang telah ia kumpulkan.pada suatu malam,aku melihatnya sangat gelisah dan berbaring membolak-balik badannya.aku bertanya,”apakah engkau sakit,atau ada sesuatu yang membebani pikiranmu?” namun  pada malam itu ia tetap gelisah dan cemas.keesokan harinya ia bertanya padaku,”dimanakah catatan hadistku yang pernah aku berikan kepadamu?” akupun mengambilnya dan memberikan kepadanya.ternyata ia membakar catatan itu.aku bertanya,”mengapa di bakar?”ia menjawab,”aku ragu jika ada kekhilafan lalu aku meninggal,sedangkan catatan ini masih ada padaku.jika sampai ke tangan orang lain,lalu mereka menggapnya muktabar (dipercaya),padahal tidak,dan ternyata dalam catatan ini ada kesalahn,tentu hal ini akan mencelakakan ku.”(tadzkiratul huffdz).
Faedah
walaupun abu bakar r.a. memiliki kedalaman kedalaman dan semangat yang tinggi sehingga dapat mengumpulkan lima ratus hadist dalam catatannya,ia membaar catatan tersebut karena kehati-hatiannya yang sempurna.hal ini terjadi pula pada tokoh sahabat lainnya.mereka sangat berhati-hati terhadap hadist rasulallah saw.. oleh sebab itu,sebagian besar sahabat r.hum hanya meriwayatkan sedikit hadist.
Kita mesti mengambil pelajaran dari kisah ini,terutama mereka yang duduk di mimbar lalu dengan mudah menyampaikan hidist-hadist rasulallah saw. Padahal,abu bakar r.a. selalu bersama rasulallah saw.,baik ketika berada di tempat atau ketika berada dalam perjalanan. Dan dialah yang menemani rasulallah saw.ketika hijrah.para sahabat r.hum berkata,”abu bakar adalah yang tertinggi ilmunya diantara kami.” Umar r.a berkata,setelah rasulallah sawa wafat,ketika terjadi pemilihan khalifah, abu bakar berpidato tampa meninggalkan  sedikitpun ayat-ayat al-qur’an  atau hadist-hadist nabi saw,tentang keutamaan kaum anshar.dan ia tidak menyampaikan pikirannya sendiri dalam pidatonya itu.”
Dapat kita bayangkan betapa banyak ayat al-qur’an dan hadist yang diingat oleh abu bakar r.a., namun hany asedikit hadist yang diriwayatkan olehnya. Inilah rahasianya mengapa imam abu hanifah             rah.a.    sangat   sedikit   meriwayatkan                hadist.

3. KISAH MUSH’AB BIN UMAIR R.A BERTABLIGH
Rasulalah mengirim mush’ab bin umair bersama orang-orang madinah pertama yang telah memeluk islam di lembah mina untuk mengajarkan agama. Mereka adalah orang-orang yang selalu sibuk dengan ta’lim dan tabligh di madinah.mereka mengajarkan al-qur’an dan masalah agama kepada orang-orang.merka tinggal di tempat sa’ad bin zurarah r.a.,yang di kenal dengan sebutan muqri (pengajar agama/ustadz)
Sa’ad bin mu’adz r.a dan usaid bin hudhair r.a. adalah kepala suku di tempat itu.mereka mencurigai kegiatan para sahabat tersebut.sa’ad berkata kepada usaid r.a .,”temuilah as’ad dan katakan kepadanya bahwa kami telah mendengar bhawa kamu telah berkawan dengan orang asing dan telah membuat orang-orang lemah menjadi bodoh dan menyesatkan mereka.” Maka usaid r.a. menjumpai as’ad r.a dan menegurnya denga keras. As’ad r.a. berkata “dengarlah dulu apa yang ia ucapkan.jika kamu menyukainya terimalah.jika tidak, kamu jangan menerimanya .” jawab usaid r.a., “ini usulan yang bagus.” Ia pun mendengarkan mush’ab bin umair r.a menceritakan kebaikan islam dan membacakan ayat-ayat al-qur’an. Usaid r.a berkata,”alangkah bagusnya kata-kata ini. Adakah yang lebih bagus darinya? Bagaimanakah caranya jika ada orang yang ingin masuk ke dalam agamamu?” mush’ab r.a menjawab, ”hendaklah engkau mandi dan berpakaianlah dengan pakaian yang suci,lalu bacalah kalimat syahadat.” Usaid melaksanakan itu semua dan jadilah ia seorang muslim.
Kemudian usaid r.a pergi menjumpai sa’ad dan menyampaikan ucapan yang sama kepadanya,sehingga terjadilah pembicaraan di antar keduanya. Akhirnya,sa’ad bin mu’adz pun memeluk islam.lalu ia pergi menjumpai kaumnya, bani  ashal. Ia berkatakepada kaumnya,”wahai kaumku,bagaimanakah pendapatmu tentang diriku?” kaumnya menjawab,” engkau adalah orang yang paling mulia dan paling utama diantara kami. ”sa’ad r.a. berkata,”jika demikian,haram bagiku berbicara dengan laki-laki maupun wanita di antara kalian sebelum kalian memeluk islam dan beriman kepada rasulallah saw..” dengan ucapannya itu seluruh bani ashal,laki-laki maupun wanitanya memeluk islam sehingga mush’ab r.a. semakin sibuk mengajar mereka.
FAEDAH
Demikianlah kebiasaan para sahabat r.hum secara umum.jika mereka telah memeluk islam,mereka langsung jadi mubaligh untuk selamanya. Masalah agama apa pun  yang sampai kepada mereka,mereka langsung menyampaikannya kepada orang lain. Bertabligh dan menyampaikan kebaikan kepada orang lain adalah pekerjaan tetap mereka selamanya,tampa terhalang oleh bertani,berdagang ataupun pekerjaan-pekerjaan lainnya.
 SUMBER:buku fadhilah amal
maulana muhammad zakaryya al_kandahlawi Rah.a.